May 15, 2016

Hidangan Nusantara dalam Suasana Industrial di Kedai Locale

Mural karya @whateverworkshop



Walaupun bukan orang kantoran, akhir pekan adalah waktu yang saya nanti-nanti. Sebab, di akhir pekan saya bisa menjajal berbagai restoran dan kafe di Jakarta bersama Diyan, yang cuma punya waktu lowong di hari Sabtu dan Minggu. Walaupun kami punya beberapa tempat favorit, kami selalu menyukai mencoba makanan dan suasana di tempat-tempat baru. Di Jakarta, kami tak perlu takut kehabisan tempat baru untuk dijajal karena selalu ada saja yang baru muncul. Biasanya, daftar menu dan desain interior yang menarik cukup menjadi alasan untuk kami datang walaupun lokasinya cukup jauh dari rumah. Seperti hari Sabtu yang lalu, ketika kami berjauh-jauh dari Jakarta Selatan memenuhi undangan dari Kedai Locale di Kelapa Gading.

Suasana Industrial


Papan nama bergambar wayang menjadi tanda taksi yang kami tumpangi harus berhenti di Jalan Boulevard Raya yang ramai dengan restoran itu. Begitu masuk restoran, kami disambut suasana industrial yang masih menjadi tren dalam bisnis rumah kuliner. Dinding batu bata dan plester yang seolah-olah setengah jadi, serta pipa-pipa sebagai elemen dekorasi. Walaupun desain industrial biasanya lebih banyak menarik anak-anak muda, meja-meja di lantai dasar ini dipenuhi oleh pengunjung berbagai usia yang siap menyantap makan siang. Wow, walaupun Kedai Locale ini terhitung baru (baru buka di awal Mei 2016), sudah ramai rupanya pengunjungnya.

Sang manajer restoran menyambut kami dengan ramah, dan mengatakan bahwa meja untuk para blogger sudah siap di lantai atas. Agak bingung dari mana dia tahu bahwa saya blogger, tapi saya segera saja naik tangga ke atas. Sudah ada Eka dan Timo di sana bersama beberapa blogger lain yang saya belum kenal, baru kemudian disusul Rere, Satya, dan Linda

Ruangan di lantai atas berkapasitas 25 pengunjung, sekitar setengah dari lantai dasar, karena sebagian area ditempati dapur dan barista station. Di salah satu dinding terdapat mural bergambar profil seorang perempuan sedang memegang cangkir. Saya yakin, mural ini akan melesat sebagai objek Instagram favorit pengunjung Kedai Locale.



Lantai dasar Kedai Locale

Serba 'belum jadi'.


Ragam Menu Makanan Kedai Locale


Acara icip-icip dimulai dengan gelaran kudapan nusantara. Banyak sekali macamnya, saya sampai bingung mau mencoba yang mana dulu. Pilihan pertama saya jatuh pada Keripik Singkong Lado Merah alias rubik. Keripik yang berkampung halaman sama dengan saya ini cukup gurih dan cukup pedas. Di menu terdapat pilihan keripik dengan sambal hijau, tapi sayangnya saat itu tidak tersedia. Di sela-sela memotret makanan, saya cicipi juga Chicken Wings Nusa Dua. Potongan sayap ayam yang dihidangkan dengan tusukan sate ini dilumuri sambal plecing. Agak berbeda dengan sambal plecing yang biasa saya santap saat makan plecing kangkung khas Lombok. Sambal yang ini punya rasa khas, yang konon karena menggunakan kencur. Tapi sama saja enaknya, ada rasa asam yang menggoda. 

Saking senangnya melihat begitu banyak kudapan, saya sampai keasyikan memotret dan lupa mencicipi bakwan jagung, gorengan favorit saya. Padahal cocolannya sambal salsa, bisa terbayang lezatnya! Lalu ada kudapan cantik berupa tape goreng bertabur parutan keju dan meses, dan lumpia tape (tape roll) dengan cocolan saus vanila. 


Kebayang rasanya pasti lezat.


Chicken wings dengan rasa unik.


Keripik yang bikin ingin mudik.


Bukan cuma rasa, penyajian pun perlu dipikirkan.



Itu baru hidangan pembuka. Berikutnya, main course!

Oxtail Soup alias sop buntut menjadi pilihan menu makan siang saya. Disajikan menggunakan sterno stove agar panasnya tak cepat hilang, isi sup ini seperti sop buntut pada umumnya. Dagingnya sangat empuk, potongan tomatnya segar, kuahnya gurih. Akan lebih mantap lagi kalau jumlah potongan buntutnya ditambah, tapi mungkin ini saya saja yang selalu merasa kurang kalau makan sop buntut, saking sukanya.

Beberapa menu lain sempat saya cicipi sedikit-sedikit. Kuah Soto Betawi yang saya sendok dari mangkuk Diyan rasanya lumayan gurih, namun dagingnya tidak seempuk sop buntut saya. Nasi Gedeg, yang entah asalnya dari daerah mana, juga tampak lezat, apalagi dengan campuran kacang tanah dan ikan asin. Wah, sepertinya pencinta makanan gurih seperti saya sangat dimanjakan di Kedai Locale. Belum lagi makanan lain yang juga tersedia di menu, seperti Nasi Campur, Exotic Kemangi Chicken, Nasi Bogana, dan Batagor. 


Enak banget, ya, Re? 

Oxtail Soup

Makan Soto Betawi isi daging sapi ditemani Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi. Hm.


Kopi dan Minuman Lainnya


Untuk mengimbangi siang hari yang panas membara di Kelapa Gading saat itu, saya memesan minuman dingin. Sebagai pencinta dawet atau cendol, saya memilih Es Cendol Latte. Sempat ragu antara es cendol atau Affogato, tapi rasanya tak tega saya mengkhianati cendol, apalagi uniknya cendol di sini dicampur latte. Rasanya manis, cendolnya kenyal, tapi kurang terasa campuran kopinya. Sedangkan Diyan meminum manual brew Kopi Bali Kintamani. Rasanya terlalu kuat bagi saya, tapi saya sangat menikmati melihat proses pembuatannya di balik counter

Sang barista memberi saya kursus teori super kilat tentang pembuatan kopi, yang mungkin sudah diketahui oleh penggila kopi. Jadi, ada macam-macam alat pengolah kopi. Masing-masing bisa ikut memengaruhi rasa minuman kopi yang dihasilkan, selain dari jenis air, durasi tiap tahap pembuatan, dan lain-lain. Walaupun saya bukan penggila kopi, saya bisa melihat betapa kompleks urusan membuat kopi yang sempurna. 

Sesuai dengan namanya, Kedai Locale mengusung kopi-kopi nusantara dalam menu mereka. Antara lain kopi Kintamani, Toraja, Aceh Gayo, dan Malabar. Minuman selain kopi pun banyak yang bertema nusantara. Selain cendol tadi ada pula Es Beras Kencur favorit Timo, Kunyit Asam Soda, Angsle Locale, dan Milky Ginger Tea. Bagi penggemar buah, bisa coba Durian Smoothies, Strawberry Squash, Ice Lychee Tea, atau banyak lainnya. Selain segar, bisa juga untuk mengimbangi makanan yang rata-rata gurih. 

Dipikir-pikir, unik juga. Restoran yang hampir semua menunya bertema nusantara, bahkan plang namanya pun bergambar wayang kulit, dikombinasikan dengan interior yang sangat modern. Namun bagi saya cocok saja rasanya, tidak ada yang janggal. 


Es Cendol Latte

Kopi Bali Kintamani. Cek Instagram saya untuk sketsa alat pembuat kopi: @Viratanka 

Sang barista meracik kopi dengan khusyuk




DISKON!


Banyak sekali menu di Kedai Locale yang menarik untuk dicoba. Supaya bisa lebih hemat atau kalau mau datang di tanggal tua, kamu bisa gunakan DISKON 30% dari mereka, untuk makanan dan minuman apapun. Rugi banget kalau dilewatkan!

Follow juga Instagram mereka untuk update menarik lainnya. IG: @KedaiLocale.

30% Off sampai 31 Juli 2016. Jangan sampai lewat!


Lokasi


Sebelum Kelapa Gading, sudah ada Kedai Locale di Rawamangun, tepatnya di Jalan Balai Pustaka Timur. Karena yang di Kelapa Gading masih baru, agak sulit mencarinya di Google Maps, malah kadang tersasar ke alamat yang di Rawamangun. 

Supaya tidak salah alamat, catat baik-baik alamatnya, ya.

Kedai Locale
Alamat: Jalan Boulevard Raya RA1 no. 11, Kelapa Gading.
Telepon: 021 - 4504505

Patokan jalan kalau kamu dari arah Pulo Mas: setelah bundaran Boulevard lurus terus melewati Mall Kelapa Gading (mal di sebelah kanan), lalu putar balik di ujung jalan. Supaya lebih gampang, klik saja ini untuk lokasinya di Google Maps


Plang Kedai Locale yang cukup menonjol di deretan restoran.




5 comments:

  1. Waakksss kok ada cendol?!?! Aku ga ngeh :'(

    ReplyDelete
    Replies
    1. serius, lo nggak ngeh, Tim? hihihi.. padahal sempat jadi model foto untuk beberapa orang tuh cendolnya :))

      Delete
  2. Bula mata barista nya lumayan lentik :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hm.. maksudnya gemana gemana ni kak?

      Delete
  3. hidangan nusantara yang enak sekali..

    ReplyDelete