Showing posts with label Greece. Show all posts
Showing posts with label Greece. Show all posts

Aug 24, 2018

Pengalaman Nonton Open-Aired Cinema di Athena



Pernah nggak, nonton film berbahasa asing dengan teks bahasa asing lainnya, padahal kamu nggak ngerti kedua bahasa itu sedikitpun? Saya pernah, waktu nonton film The Hundred Year Old Man Who Climbed Out A Window And Disappeared di Athena. Awalnya saya dan Diyan mengira film itu berbahasa Inggris, jadi nggak masalah kalau teksnya berbahasa Yunani. Ternyata, seperti novel aslinya, dialog dalam film ini berbahasa Swedia. Waduh! Walhasil kami cuma bisa menebak-nebak jalan ceritanya karena belum pernah pula membaca novelnya.

Apr 4, 2018

Hydra dan Insiden Sakit Perut



Sejak mulai menyusun rencana perjalanan ke Yunani bertahun-tahun sebelum berangkat, Hydra sudah menjadi salah satu tujuan saya. Yang paling bikin saya tertarik adalah bahwa di pulau ini tidak ada kendaraan bermotor, dan transportasi hanya dengan keledai. Namun akhirnya saya dan Diyan memutuskan untuk main ke Hydra seharian saja, hampir di penghujung perjalanan Yunani kami. Seperti kebanyakan orang, kami menjadikan Hydra destinasi one-day-trip dari Athena.

Kapal hidrofoil Flying Cat mengangkut kami berlayar selama dua jam dari pelabuhan Piraeus ke Hydra. Isi kapal turis semua, berbicara dengan bahasa yang berbeda-beda. Laut dan langit yang biru cerah mengiringi perjalanan dan menyambut kami di pelabuhan Hydra. Jajaran gedung abu-abu dan kucing-kucing menggemaskan menjadi pemandangan pertama kami di sana.

Kota Hydra Port, tempat pelabuhan berada, adalah bagian teramai di Hydra. Barisan keledai dan para penuntunnya menanti para turis yang baru saja turun dari  kapal. Saya yang dulu semangat ingin mencoba naik keledai di Hydra, telah berubah pikiran sebelum berangkat ke Yunani. Pasalnya, ada beberapa tulisan di internet yang menyatakan bahwa kesejahteraan keledai-keledai pekerja keras ini belum tentu terjamin. Saya tidak tahu pasti kebenerannya. Dan sayangnya, kami gagal ke donkey sanctuary ketika di Pulau Kreta, sehingga batal mendengar langsung cerita tentang nasib keledai di sana. Kebetulan tujuan utama kami di sana adalah trekking ke Profitis Ilias Monastery, jadi memang tidak perlu naik keledai.

But first, Greek Salad.

Feb 13, 2018

Biara-Biara yang Menggantung di Langit Meteora




Lewat tengah hari kereta yang kami tumpangi dari Litochoro sampai di Kalabaka. Setelah menaruh tas di penginapan, kami berniat langsung jalan-jalan melihat formasi bebatuan Meteora. Tapi begitu saya membuka pintu balkon kamar, oh my! Tatapan mata langsung beradu dengan tebing batu yang megah. Maka kami putuskan untuk bersantai di balkon sambil menikmati pemandangan ini.

Majestic, ya. Kayak di Lembah Harau,” seloroh Diyan.

Duh! Sudah jauh-jauh ke Yunani, masa’ pemandangannya disamakan dengan Lembah Harau di Sumatera Barat? Tapi, ya, memang mirip, sih. Waktu di Lembah Harau pun penginapan kami berlatarkan tebing prasejarah seperti ini. Hanya, Meteora ini formasi batunya lebih megah, areanya lebih luas, dan menyangga biara-biara yang sudah berusia sekitar 7 abad.

Nov 15, 2017

7 Hal yang Berkesan dan Non- Turistik di Heraklion




Istana Knossos yang kisahnya penuh drama dan Heraklion Archeological Museum (HAM) yang koleksinya tak habis-habis disimak, adalah dua tujuan utama saya dan Diyan selama di Heraklion. Selain itu, kami lebih banyak melakukan hal-hal di luar rencana selama empat hari di ibukota wilayah Kreta ini. Entah kenapa, dan ini di luar kebiasaan, banyak tempat bersejarah yang tidak kami kunjungi di sana, seperti benteng Koules peninggalan dari abad ke-16 dan Pulau Dia tempat bukti-bukti sejarah bangsa Minoa.

Jadi, kalau banyak tempat yang tidak dikunjungi, apa saja yang kami lakukan di Heraklion, selain ke Istana Knossos dan HAM?

Nov 9, 2017

Labirin Minotaur di Istana Knossos dan Drama Mitologinya





Raja Minos dalam mitologi Yunani adalah penguasa Pulau Kreta di zaman perunggu, dari 2600 sampai 1100 SM. Putra dari Zeus dan Europa ini menikahi Pasiphae, putri dari dewa matahari, Helios. Melihat latar belakang keluarganya, sepertinya mereka ini power couple, tapi itu tak membuat mereka terhindarkan dari krisis kekuasaan. Maka ia meminta bantuan Poseidon, sang dewa penguasa laut, sungai, dan danau. Oleh Poseidon, dikirimlah seekor banteng putih yang kemilau, menyeruak dengan anggun dari gulungan ombak laut.

Kekuasaan Raja Minos terselamatkan dengan munculnya sang banteng sebagai simbol kekuasaan yang hakiki. Menurut kesepakatan, seharusnya Raja Minos mempersembahkan kembali banteng cemerlang itu kepada Poseidon. Namun karena saking terpesonanya dengan banteng itu, ia hanya mempersembahkan banteng biasa. Murkalah Poseidon. “Dasar tak tahu di untung!” Jegeeerrr!!!

Poseidon pun mengganjar kutukan kepada pasangan tak tahu berterima kasih itu. Ia menjadikan Pasiphae kasmaran pada sang banteng.

Sep 4, 2017

Tak Ada Pesta di Mykonos





Pulau Mykonos, yang ketenarannya hampir menyamai Santorini, dikenal sebagai pulau pesta. Banyak orang datang ke sana untuk berlibur sambil clubbing sepuasnya. Walaupun ide kami berpesta adalah kemulan dalam selimut sambil makan makanan delivery dan menonton film di rumah, kali ini saya dan Diyan berniat untuk clubbing di Mykonos. Sekadar penasaran dengan hype-nya. Rencana kami pergi ke klab Paradise, yang sepertinya paling terkenal di seluruh pulau. Tapi, kami sisakan rencana itu untuk hari terakhir di sana.

Hari pertama kami sampai di Mykonos sudah cukup siang. Sesudah check in di Myconian Inn, sisa hari kami habiskan dengan menyusuri gang-gang sempit yang berliku, melewati pertokoan rapat, berakhir di deretan kafe tepi pantai. Di ujung teluk, beberapa feri merapat, sebagian mengangkut penumpang menuju Pulau Delos. Cuaca hari itu cukup hangat, kabar baik bagi radang tenggorokan saya. Dan akhirnya saya bisa jalan-jalan tanpa jaket.

Jul 1, 2017

Berawal dari Catacomb, Berakhir di Sarakiniko


Pulau Milos merupakan pilihan Diyan dalam rangkaian perjalanan kami di Yunani. Alasan ia memilih Milos adalah karena adanya Catacomb, yaitu kompleks kuburan di dalam gua buatan manusia, yang sudah berumur 15 abad lebih. Dalam 3 hari 2 malam di Milos, hanya sekitar 1 jam kami habiskan di Catacomb. Sisanya, selain bermain di Plaka, kami lebih banyak mengunjungi tempat-tempat yang berada di pinggir laut: pantai Sarakiniko, desa nelayan Pollonia dan Klima, serta kota pelabuhan Adamantas.




ADAMANTAS / ADAMAS

Pintu besar Zante Ferry perlahan turun. Saya dan Diyan berada di antara para penumpang, tak sabar untuk menjejakkan kaki di pulau Milos, pulau kedua yang kami datangi di Kepulauan Kyklades. Langit biru elektrik dan jajaran bangunan putih-biru menyambut, dan kami segera menemui John dan Andreas, host Airbnb yang telah menunggu dengan mobil mereka di pelabuhan.

Kota pelabuhan ini bernama Adamantas, atau sering juga disebut Adamas, terletak di teluk bagian tengah pulau Milos. Saat itu penghujung musim semi, belum banyak turis yang datang. Suasana Adamantas cenderung sepi dan kalem untuk standar sebuah pelabuhan yang biasanya saya tahu. Jauh lebih sepi dibandingkan pelabuhan di Fira, Santorini, yang merupakan bintang pariwisata Yunani.

Selama di Milos, dua kali kami bersantap sore di Adamantas. Dua-duanya di meja luar dan menghadap ke laut, tapi di dua taverna yang berbeda. Makanan yang kami coba acak saja, dari kentang sampai kerang yang segar. Ouzo, minuman keras khas Yunani, juga kami coba. Warnanya bening seperti air putih, sampai kami memesannya dua kali

Jun 22, 2017

Sebentuk Kehangatan di Plaka, Milos



Deretan meja kursi berwarna-warni berjemur di luar bangunan berdinding putih. Pintu dan jendela tertutup rapat. Tampaknya taverna ini masih tutup walaupun kala itu sudah hampir tengah hari. Hanya seekor kucing makhluk hidup yang tampak di antara kursi-kursi, sibuk menjilat badannya sendiri dengan mata terpicing. Kami berjalan lagi menyusuri gang, sampai ke bangunan yang di luarnya terdapat meja kursi dan pintu yang juga tertutup rapat.

“Sudah buka, belum, ya?” saya bertanya setengah berharap.

Sekelebat bayangan orang terlihat di balik pintu bagian dalam taverna. “Tuh, sudah ada orangnya. Kita duduk aja,” sahut Diyan tanpa beranjak dari tempat ia berdiri.

Kalimera!” sapa seorang pria berkepala plontos di bagian atas, berperut tambun, bermata tajam, yang tiba-tiba saja keluar dari pintu di hadapan kami sambil membawa selembar kertas besar di tangannya.

Feb 27, 2017

Menyesal Cuma Semalam di Thessaloniki

“Hah? Sebulan? Yunani doang? Kenapa nggak ke negara lain juga?” Itu rata-rata respons orang ketika tahu durasi saya dan Diyan di Yunani. Yah, pengen sih ke semua negara di dunia ini, tapi juga pengen lihat banyak banget di Yunani. Sudah sebulan saja, menurut saya masih kurang. Kami batal ke Zakhintos dan Pulau Lesbos karena rutenya terlalu menyimpang dari tujuan-tujuan utama lainnya, dan menyesal karena hanya menginap satu malam di Thessaloniki.

Thessaloniki adalah kota besar di utara Yunani yang nggak menarik saat kami browsing saat membuat rencana perjalanan. Kami terpaksa ke Thessaloniki sebagai titik transit sebelum lanjut ke Meteora. Jadi, kami pikir satu malam saja cukup.

Ternyata kami salah.




Feb 26, 2017

Menyusuri Farmers Market di Antara Gedung-gedung Thessaloniki

“Kita berhenti di mana ya?” tanya saya pada Diyan sambil celingak-celinguk ke luar bus kota. Diyan yang juga tampak bingung memerhatikan jalanan kota Thessaloniki, nggak menjawab. “Tadi ada banyak toko dan kafe berderet gitu, aku mau ke situ,” ungkap saya lagi, mengingat-ingat jalan yang kami lalui beberapa jam lalu, saat baru memasuki kota kedua terbesar di Yunani ini. Kartu SIM yang waktu itu kami gunakan, entah kenapa, nggak bekerja fungsi data internetnya, sehingga penggunaan internet hanya bergantung pada koneksi wifi gratisan, jadi nggak bisa cek Google Maps di jalan.

Putus asa mencari lokasi yang saya maksud, beberapa puluh menit kemudian kami memutuskan untuk turun di halte sembarang saja. Berjalan mengikuti perasaan, belok kanan belok kiri semaunya, tahu-tahu kami memasuki jalan kecil yang dipenuhi kios. Berwarna-warni tenda berderet di jalan khusus pejalan kaki yang diapit gedung-gedung bertingkat ini. “Wow, pasar!” seru saya. Farmers’ market, lebih tepatnya lagi. Tempat para petani menjual hasil dari ladangnya.



Berwadah-wadah besar buah zaitun, tomat, apel, stroberi, serta sayuran, paprika, bawang bombay, kacang-kacangan, dan banyak lainnya dijajakan di sana. Ada pula truk telur ayam menyempil di deretan kios. Eh, ada yang jual pisang juga, lho! Padahal bukannya pisang itu tanaman tropis, ya?

Para pedagang menjajakan dagangannya dengan seruan yang bersemangat. Miriplah dengan pasar di Indonesia, cuma bedanya pedagang-pedagang ini rata-rata berbadan besar, bersuara lebih menggelegar dengan bahasa Yunani yang intonasinya kadang seperti marah padahal sepertinya nggak.

Feb 17, 2017

Keramahan Host Airbnb Tanpa Kata-Kata



Pintu besi dek mobil kapal feri diturunkan. Langit biru elektrik yang menyelimuti Pulau Milos menyambut para penumpang feri yang kebanyakan turis. Saya dan Diyan berjalan keluar, mencari John dan ayahnya, serta mobil Hyundai berwarna abu-abu. "Itu dia! Persis yang di foto Airbnb," seru Diyan menunjuk pria tegap berkacamata hitam ala Bono. Kami menghampirinya, bersalaman, lalu ia mengenalkan kami pada ayahnya, Andreas. Pria yang kelihatannya berusia 70-an tahun ini menyambut ramah dengan senyumnya dan mempersilakan kami masuk ke mobil.

Tak ada kata-kata yang dilontarkan karena Andreas tak bisa berbahasa Inggris. Ia membawa kami ke rumahnya, tempat kami akan menginap. John menyusul naik mobilnya sendiri. Di rumah, Katerina sudah menanti, yaitu istrinya Andreas dan ibunya John. Sama seperti Andreas, ia hanya bisa berbahasa Yunani.

Feb 13, 2017

Litochoro, Kota Kecil yang Damai di Kaki Gunung Olympus



“That’s Paris. He’s the gang leader around here,” kata Manolis, sambil menunjuk seekor kucinghitam putih berbadan besar dan berekor panjang. Sore itu kami baru selesai jalan-jalan keliling pusat kota Litochoro, dan bergabung dengan Manolis dan Elif, anaknya, yang sedang bermain dengan Paris di depan rumah mereka. Manolis adalah host Airbnb kami, seorang pria asli Yunani beristrikan Arzu, asal dari Turki.

“The economy situation is bad. Arzu is working as a lecturer. I’m an engineer and I used to build buildings, but now I’m mostly doing smaller jobs, like repairing the tiles and things like that,” Manolis bercerita tentang mengapa mereka perlu tambahan penghasilan dengan menjadi host Airbnb. Rumah mereka dua tingkat. Mereka tinggal di lantai dua, sedangkan lantai satu terdiri dari dua unit kamar yang disewakan. Tiap unit dilengkapi 1 kamar tidur, 1 kamar mandi, dan ruang tengah yang tersambung dengan dapur, serta akses sendiri untuk keluar masuk.

Feb 10, 2017

Menengok Hingga ke Peradaban Minoan di Heraklion Archeological Museum

Di negara yang sarat akan peninggalan bersejarah seperti Yunani, berjalan di daerah manapun rasanya seperti berjalan di museum. Tapi justru belum lengkap rasanya bagi saya dan Diyan jika belum berkunjung ke beberapa museum di sana. Selain Museum Tipografi di Chania dan Museum Akropolis di Athena, kami juga masuk ke Heraklion Archeological Museum (HAM).



Seperti namanya, HAM terletak di kota Heraklion (baca: I-ra-kli-yo), yaitu kota terbesar di Pulau Kreta. Gedung museumnya juga besar, memuat 27 ruangan pameran. Museum ini mulai dirintis oleh suatu yayasan pendidikan sejak 1883. Artefak-artefak yang dipamerkan di sini berasal dari era Neolithikum pada milenium ke-7 SM hingga era Romawi di abad ke-3 Masehi. Nggak heran panjang sekali rentang waktunya, karena setahu saya perabadan di Yunani merupakan salah satu peradaban tertua dunia.

Koleksi terbanyak di HAM berasal dari peradaban Minoan, bangsa yang pernah jaya di area Laut Aegea, bahkan sebelum zaman Yunani Kuno. Sejarah Minoan tak lepas dari legenda Raja Minos sang demi-god (setengah dewa), anak dari Zeus dan Europa. Ia adalah penguasa istana labirin Knossos, yang miniaturnya terdapat di museum. Sebelum ke museum kamipun sudah berkunjung ke situs Istana Knossos, berjarak 6,2 km dari museum, yang labirinnya sudah tak utuh lagi.

Saya lupa tepatnya kenapa peradaban Minoan seperti terobsesi dengan banteng.

Feb 6, 2017

Delos, Pulau Elite Jarahan Perompak

Entah kenapa, Zeus, dewa tertinggi dalam mitologi Yunani, digambarkan sangat mata keranjang dan punya anak di mana-mana. Dan entah kenapa masyarakat Yunani kuno mengagung-agungkan sosok seperti itu. Tapi sepertinya ini bisa menjadi pembahasan yang sangat panjang, sedangkan saya di sini hanya ingin bercerita tentang Pulau Delos, pulau kelahiran anak kembar Zeus dari hubungan gelapnya.


Alkisah, Leto, raksasa yang dihamili oleh Zeus, dibantu Poseidon menemukan tempat untuk melahirkan bayi kembarnya. Tempat itu adalah Pulau Delos, yang diyakini tak akan ditemukan Hera, istri utama Zeus, yang dibakar cemburu. Setelah melahirkan, Leto menarik diri dari gemerlap dunia, dan bersinarlah si kembar: Apollo sebagai dewa musik, kebenaran, pengobatan, cahaya, puisi, dan banyak lagi, serta Artemis yang suci dan menjadi dewi perburuan, hewan liar, hutan belantara, kelahiran, keperawanan, pelindung gadis-gadis muda dan kesembuhan penyakit pada perempuan. Kompleks sekali peran mereka, tapi memang biasanya tiap dewa-dewi Yunani dipercaya punya macam-macam kekuatan.

Feb 5, 2017

Kucing-Kucing Menggemaskan di Perjalanan



Saya suka kucing. Waktu kecil, saya sering mengajak kucing saya tidur di kamar, di kasur saya. Saya pernah ngambek, nggak mau ngomong sama ayah saya selama tiga hari karena kucing-kucing saya dibuang ke tempat jauh. Ketika sudah besar dan tinggal di kos-kosan, saya kesulitan memelihara kucing. Sampai kini pun sulit karena saya tinggal di apartemen. Nggak tega rasanya mengurung kucing di sepetak apartemen saja, dan saya pun akan kekurangan udara segar karena pintu balkon dan jendela harus selalu saya tutup agar si kucing nggak melompat keluar karena penasaran. Jadi, saya agak terobsesi dengan seluruh kucing di dunia, termasuk di dunia maya, karena hasrat memelihara kucing yang nggak kesampaian.

Saat liburan di Yunani, kebahagiaan saya berkali-kali lipat karena saya menemukan banyak sekali kucing jalanan yang menggemaskan! Kebanyakan kucing-kucing ini bulunya tebal, badannya gemuk, dan mereka mau saja saya dekati dan elus-elus. Oh, surga dunia!! Tempat-tempat saya menemukan banyaknya kucing jalanan yang menggemaskan ini antara lain di Adamantas, Litochoro, dan Mykonos.

Feb 3, 2017

Perempuan Paruh Baya di Toko Roti 500 Tahun



Sebuah papan hitam bertuliskan menu menarik perhatian saya dan Diyan yang sedang berjalan di sebuah gang cobblestone. Ketika kami membacanya, seorang berambut pirang berlalu sambil berseru, “It’s delicious! And the bakery is 500 years old!” Oke, kami tertarik.

Kami menuruni tangga masuk ke toko roti bernama Gioras Wood Bakery itu, disambut aneka roti dan kue yang terhampar di meja panjang di tengah toko. Dari balik konter, seorang perempuan paruh baya, yang baru selesai melayani seorang pembeli, menyapa dengan ramah. “Kalimera!”

Kalimera!” ujar kami. Kalimera adalah salam pertemuan yang diucapkan dari pagi hingga siang hari di Yunani.

How may I help you?” tanya perempuan itu sambil keluar dari balik konter dan mendekati kami. Parasnya cantik lengkap dengan keriput, cara bertuturnya lembut, tapi atributnyalah yang paling membuat saya terkesan. Kalau di Oia saya melihatbanyak turis menggunakan atribut biru putih, di kota Mykonos ini baru saya lihat pemilik usaha yang begitu menghayati warna khas kepulauannya.

Oct 6, 2016

Vira Berlibur di Fira, Santorini

Saya terkejut senang ketika mulai mencari tahu tentang Pulau Santorini dan menemukan bahwa nama ibukotanya adalah Fira. Nama ini seperti ejaan yang salah tapi berlafal sama dengan nama saya. Sebenarnya ini nggak berpengaruh ke apapun, saya cuma senang saja karena seolah-olah nama saya terabadikan di pulau impian. Kadang-kadang Fira juga disebut Thira, yaitu nama area ini dari masa kuno.



Letak Fira di tengah-tengah Pulau Santorini, sisi barat. Menuju ke sana, kami berlayar selama 7 jam dari pelabuhan Piraeus, Athena. Dari pelabuhan Old Port menuju ke Fira sebenarnya cuma sekitar 1,3 km, tapi dibutuhkan stamina dan keinginan kuat karena jalanannya menanjak. Kami sendiri naik mobil travel ke Oia karena jadwal menginap di Fira justru di hari-hari terakhir kami di Santorini.

Menginap 2 hari 2 malam di Fira, cukup banyak tempat wisata yang sempat kami kunjungi di sekitar kota dengan bermodalkan motor sewaan, selain berjalan-jalan dengan kaki di pusat keramaian kotanya.

Vira di Fira.


Kota Fira, Santorini


Kota Fira memiliki kontur naik turun dan banyak tangga di gang-gang sempit seperti umumnya gambaran tentang Yunani. Beragam kafe, restoran, toko, tempat spa, dan suatu gereja besar berkumpul di pusat kota Fira, bertepikan kaldera dan pemandangan laut biru tua yang tenang. Kami berjalan kaki menjelajahi pusat kota di antara turis-turis dari belahan dunia lain, bahkan ada pula keluarga kecil dari Indonesia dengan bayinya di stroller. Terbayang repotnya menggotong-gotong stroller setiap bertemu tangga, tapi semoga si bayi mendapatkan ingatan yang menyenangkan akan Fira.

Lelah berjalan kaki, kami duduk sebentar di salah satu bangku yang menghadap kaldera. Bangku-bangku ini jadi rebutan bagi para turis karena pemandangan iconic yang ditawarkan. Kami pun baru mendapatkan tempat di bangku ini setelah menunggu sekawanan turis Asia lainnya kelar berfoto ria di situ. Ketika melintas di depan gereja untuk menuju bangku ini, tak sengaja saya mendengar percakapan seorang pria dengan dua orang perempuan. Pria ini, yang tampaknya hampir setengah baya, membangga-banggakan pengalamannya backpacking keliling dunia, dan bagaiman pengalaman itu sangat membuka pikirannya tentang banyak hal. Agak geli mendengarnya karena terkesan sangat klise, tapi itu persis cerita yang sering saya baca di blog-blog perjalanan, dan mungkin saya pun pernah menulis demikian.

Aug 7, 2016

Oia, Kota Cantik di Santorini

I love Oia so much, I turned it into a sketch and then a scarf design


Ketika kamu punya ciri khas yang kuat, niscaya orang di sekeliling akan mengingatmu, bahkan menyesuaikan dan melebur denganmu.

Eh, tumben amat, saya menulis begitu. Saya bukan sedang bikin caption Instagram untuk memenangkan banyak love, juga bukan sedang membicarakan siapa-siapa. Yang saya maksud di atas adalah sebuah tempat.

Di sore hari akhir pekan yang lowong ini, akhirnya saya punya waktu untuk menuliskan hal-hal berkesan tentang Oia (baca: Iya). Kota di ujung barat laut Pulau Santorini ini telah memukau - saya yakin lebih dari - jutaan manusia di dunia, baik yang sudah pernah ke sana maupun yang baru melihat foto-fotonya, dengan keindahan alam dan arsitekturnya. Mungkin banyak orang, termasuk saya dulu, yang tak menyadari bahwa foto-foto Santorini yang paling khas biasanya mengambil tempat di Oia, atau difoto dari Oia.

Pulau Santorini secara keseluruhan memang indah, tapi Oia adalah daya tarik utamanya. Sering lihat pemandangan matahari terbenam di hadapan kubah gereja? Itu di Oia. Pernah membaca tentang toko buku Atlantis yang legendaris? Itu di Oia. Pernah melihat gang-gang sempit dengan tangga dan bangunan-bangunan putih dengan aksen biru tempat banyak pejalan kaki berlalu-lalang? Oia pun punya lokasi seperti itu.

Pemandangan di jantung kota Oia.


Saya dan Diyan menghabiskan tiga malam di Oia, di penghujung musim semi tahun lalu. Kota ini merupakan destinasi kedua kami selama di Yunani, setelah Athena. Tujuan utama kami di sana bisa dibilang tidak ada yang spesifik. Kami cuma ingin melihat-lihat dan merasakan suasana kota kecil ini, yang kadang juga disebut desa. Entahlah, kota atau desa, yang jelas Oia terasa klasik sekaligus meriah bagi kami.

Jun 11, 2016

Greece Itinerary for a Whole Month



It’s been a year since my Greece trip ended - on June 3rd 2015 to be exact. I felt both happy and sad – happy because it was such a wonderful dream trip, and sad because it ended – and at the same I couldn’t wait to go straight to a Padang restaurant because I missed Indonesian food so much, especially the sambal. During the trip, I had planned to write about my experiences in Greece on this blog, and thought maybe I’d need a whole year to accomplish it. The fact is, I haven’t even finished half of it until now!

From all of the stories and information on Greece that I’ve posted, the post about visa application (for Indonesians) and trip budget are the ones that get the most visits and comments. People have also asked about my Greece itinerary. So now I’m going to list down the itinerary with the highlights of my activities.

May 31, 2016

Makanan Yunani – Enak, Tapi Bikin Kangen Makanan Indonesia



Moussaka.

Saya sering dengar cerita lucu tentang pengalaman makan orang-orang ketika jalan-jalan ke luar negeri, terutama ke negara barat. Ada yang selalu bawa sambal ABC, ada yang bawa Bon Cabe, ada juga yang cuma bisa makan roti dan selai karena nggak cocok dengan pilihan lainnya. Saya sendiri nggak pernah masalah makan apa saja. Tom Yum, hayuk. Burger, hayuk. Mi, hayuk. Taco, hayuk. Keju, hayuk. Pasta, hayuk. Nggak perlu bawa-bawa sambal atau abon, saya hajar aja tuh makanan lokal. Sekaligus ingin tahu cita rasa lokal yang konon merupakan salah satu cara untuk mengerti budaya setempat juga. Saya pun biasanya nggak bawel soal rasa makanan karena saya termasuk kaum yang hanya mengenal rasa “enak” dan “enak banget”. Hm, pantas berat badan saya naik terus.

Waktu di Yunani, begitu juga. Saya selalu lahap makan makanan lokal. Awalnya. Memang sih, makanan pertama yang kami makan adalah gyros di McDonald’s di bandara. Yah, semi lokal deh. Tapi itu murni karena malas repot cari tempat makan karena sudah lapar begitu mendarat di Athena. Sesudah itu, saya cicipi macam-macam, antara lain gyros, souvlaki, moussaka, dan greek salad. Rasanya bagaimana?