Feb 3, 2017

More than Keeping A Journal



"Kesel, tadi digangguin di kelas!" Sebuah kalimat dengan tulisan miring ke kanan dan ke kiri mengawali catatan saya hari itu, tentang kesalnya dikata-katai nama bapak. Entah apa lagi isinya. Yang saya ingat betul, buku catatan harian itu sangat istimewa karena merupakan oleh-oleh Mama dari Jepang. Lukisan seorang perempuan berkimono dan berkulit pucat menghiasi sampulnya. Dasar anak kecil, belum mengerti cara menyimpan buku harian. Saya geletakkan saja dia di meja belajar, sehingga Mama bebas membaca isinya pada suatu hari. Sejak itu, saya malas mengisinya lagi.

* * *

"School sucks!"

"Hooray, I got an A on my paper about The Scarlet Letter!"

Lalu di halaman berikutnya adalah sketsa idola saya waktu itu, Trent Reznor.

Ini adalah beberapa halaman dalam buku jurnal saat remaja, semasa dengan yang saya ceritakan di sini. Sengaja saya membuatnya terbuka, bebas dibaca siapa saja, karena saya sedang malas menyimpan buku rahasia. Lagipula, saya sangat menyukai fisik buku itu, jadi saya ingin membawanya ke mana-mana. Terbuat dari kertas daur ulang, buku itu berwarna kecokelatan, dengan sampul bergambar matahari keemasan. Jilidnya spiral, lembaran isinya kertas tebal berbercak-bercak. Harganya lumayan, $11. Padahal uang saku saya waktu itu hanya $25 per bulan.

* * *

"Things to do." Begitu kerap judul halaman buku jurnal saya saat kuliah. Isinya dari catatan tugas kuliah hingga komik curhat dengan karakter utama diri sendiri. Ketika les bahasa Jerman, satu curhatan isinya bisa campur 3 bahasa: Indonesia, Jerman, dan Inggris. Melebihi mix-mix language anak Jakarta today.

Komik curhat.

Masuk masa kerja, isi buku jurnal saya hampir semua urusan kerja. Mulai dari things to do sampai nomor kontak artis.

Entah kenapa saya begitu suka mengisi buku jurnal. Saat musim PDA (bukan yang di lagu John Legend, ya), saya coba mencatat segala sesuatu di gawai elektronik ini, tapi tak berlangsung lama. Saya tetap rindu menulis manual.

Lalu saya dikenalkan pada blog di tahun 2003 oleh teman sekantor. Teknologi yang mengizinkan para penulis untuk saling baca, komentar, dan bertautan, membuat saya semakin suka blogging. Media ini tak cuma soal keeping a journal. Saya mendapat beberapa teman baru berkat blog walking, yang waktu itu isi blog rata-rata masih seputar curhat galau dan opini pribadi tentang kehidupan. Iya, kadang saya pun suka sok jero begitu. Untungnya blog pertama saya sudah almarhum, jadi nggak ada lagi bukti bahwa saya pernah jadi alay galau.

Waktu saya mulai hobi jalan-jalan, kira-kira sejak tahun 2006, saya membuat blog khusus tentang jalan-jalan - blog yang sedang kamu baca ini. Tujuannya standar, untuk berbagi info yang bisa memudahkan orang lain jalan-jalan, tanpa harus mengulang cerita tiap ditanya - tinggal kasih link

Catatan perjalanan manual.

Artikel pertama di blog ini.



Selain itu, blog juga asyik untuk menyimpan kenangan seru, sekaligus memenuhi hasrat sanguin saya - bercerita. Kemudian di masa sering kongko dengan Mumun dan beberapa teman lain, tercetuslah ide untuk bikin website berisi info jalan-jalan di Indonesia - maka terlahirlah blog indohoy.com di tahun 2009. Awalnya cuma untuk berbagi info, lama-lama merangkap sebagai sumber penghasilan tambahan bagi saya dan Mumun.

Tampilan Indohoy.com terbaru.


Sampai kini saya masih aktif mengisi sapijalanjalan dan indohoy, walaupun frekuensinya sedang berkurang karena banyak urusan lain. Pernah ada yang bertanya, sampai kapan saya akan ngeblog. Sekarang sih, saya belum bisa melihat ujungnya. Sejauh ini, blogging masih memenuhi kebutuhan saya yang sudah ada sejak lama; curhat, bercerita, berbagi informasi, dan sedikit pamer. Viva la blogging!

Lagi ngeblog, disupervisi Lilo.



* Tulisan ini saya bikin untuk mengikuti tantangan blogging setiap hari di bulan Februari dari Parahita. Namun di hari pertama pun saya sudah gagal. Tulisan ini seharusnya saya unggah kemarin, dengan tema Why I Started Blogging. Tapi mumpung melanggar aturan nggak ada hukumannya, biarlah saya unggah saja dia di hari kedua ini. 

4 comments:

  1. Huwaaaaawww, sapijalanjalan ternyata hampir berusia 11 tahun! Kudos!

    ini postingan keren banget, masih ada bukti otentik segala macam jurnal, diary, buku harian dari jaman baheula, pun. Piya, kamu luar biasaaaaa.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. ahahaha.. makasih, Tiiii..! Maklum, sedikit 'hoarder', jadi yang berkesan-berkesan banget dan gak makan tempat banyak suka masih disimpan :P

      Delete
  2. WUOH! UDAH JAGO BASA LONDO DARI ESEMAAAAAA

    ReplyDelete
    Replies
    1. sering ngapalin lirik lagu londo soalnya, kak.. :))

      Delete