Nov 9, 2017

Labirin Minotaur di Istana Knossos dan Drama Mitologinya





Raja Minos dalam mitologi Yunani adalah penguasa Pulau Kreta di zaman perunggu, dari 2600 sampai 1100 SM. Putra dari Zeus dan Europa ini menikahi Pasiphae, putri dari dewa matahari, Helios. Melihat latar belakang keluarganya, sepertinya mereka ini power couple, tapi itu tak membuat mereka terhindarkan dari krisis kekuasaan. Maka ia meminta bantuan Poseidon, sang dewa penguasa laut, sungai, dan danau. Oleh Poseidon, dikirimlah seekor banteng putih yang kemilau, menyeruak dengan anggun dari gulungan ombak laut.

Kekuasaan Raja Minos terselamatkan dengan munculnya sang banteng sebagai simbol kekuasaan yang hakiki. Menurut kesepakatan, seharusnya Raja Minos mempersembahkan kembali banteng cemerlang itu kepada Poseidon. Namun karena saking terpesonanya dengan banteng itu, ia hanya mempersembahkan banteng biasa. Murkalah Poseidon. “Dasar tak tahu di untung!” Jegeeerrr!!!

Poseidon pun mengganjar kutukan kepada pasangan tak tahu berterima kasih itu. Ia menjadikan Pasiphae kasmaran pada sang banteng.
Saking kasmaran, Pasiphae meminta Daedalus, arsitek kebanggaan kerajaan mereka, untuk membangunkannya ruangan berbentuk sapi yang terbuat dari kayu – mungkin menyerupai ‘kuda Trojan’. Di dalam sapi kayu itulah Pasiphae berhubungan intim dengan sang banteng kemilau, sampai akhirnya Pasiphae hamil.

Jangan bayangin teknisnya, nanti mau muntah.


Eh, malah jadi ngebayangin, ya?


Bull-Jumping, olahraga bangsa Minoa yang diabadikan pada sebuah fresco, kini disimpan di museum.

Proses restorasi lukisan Bull-Jumping, dipamerkan di museum.


Hasil hubungan Pasiphae dengan si banteng berupa manusia berkepala banteng, jadi mereka tak perlu ribut si anak paling mirip siapa. Anak ini dikenal dengan nama Minotaur, artinya “banteng dari Minos”. (Ketika tahu ini, saya langsung cek lambang zodiak Taurus, dan ternyata memang berbentuk banteng.) Karena sadar akan kesalahannya, Raja Minos tidak menceraikan Pasiphae yang jelas-jelas telah berselingkuh, walaupun ia malu juga dengan adanya si Minotaur itu. Maka ia memerintahkan Daedalus untuk membangun labirin yang sangat rumit di istana Knossos, untuk menyembunyikan Minotaur. Siapapun yang masuk ke istana tanpa izin akan tersesat di dalam labirin dan siap-siap saja menjadi mangsa Minotaur yang tumbuh ganas.

Walaupun menjadi andalan sang raja, tidak berarti nasib Daedalus aman-aman saja. Justru karena ia yang merancang labirin, Daedalus disekap bersama anaknya, Ikarus, di dalam istana, karena ditakutkan ia bisa membocorkan rahasia labirin ke orang luar. Dasar kreatifnya melebihi MacGyver, Daedalus membuat dua pasang sayap dari bulu unggas dan lilin sebagai perekat. Dengan sayap itu Daedalus dan Ikarus berhasil kabur, terbang dari istana. Sayangnya Ikarus tak kuasa membendung gejolak kawula muda yang begitu senangnya terbang untuk pertama kali, walaupun sudah diingatkan ayahnya agar jangan terbang terlalu tinggi. Ikarus terbang terus sampai mendekati matahari hingga lilin meleleh dan sayapnya pun copot. Serta merta ia jatuh dan tenggelam di Laut Aegea. Kalau masuk koran, mungkin judulnya "Akibat Durhaka Pada Orang Tua, Anak Mati Ditelan Samudera"


The famous labyrinth.


Kamu bisa membayangkan tinggal di istana ini?

Mencari jalan keluar agar tidak dimangsa Minotaur.


Perkiraan bentuk Istana Knossos dalam maket di museum. Luas, bertingkat-tingkat, dan rumit!


Sementara itu, kehidupan keluarga Minos terus berjalan seperti biasa. Andregeos, anak lain dari Raja Minos, pergi ke Athena untuk bertanding dalam suatu kejuaraan. Ia memenangkan banyak cabang pertandingan, tapi sayangnya terbunuh oleh kontestan lain yang memendam rasa iri. Raja Minos murka dan datang menyerang Athena dengan pasukannya. Setelah berhasil menaklukkan Athena, Minos memberi ampunan dengan syarat: setiap 9 tahun Athena wajib mengirim 7 pemuda dan pemudi terbaik mereka ke Istana Knossos sebagai pengorbanan, alias untuk dimangsa Minotaur dalam labirinnya.

Mengetahui hal ini, seorang ksatria asal Athena, Theseus, tergelitik untuk turun tangan. Ia merelakan dirinya menjadi salah satu dari 7 korban. Ketika berhadapan dengan Minotaur, Theseus berhasil mengalahkan si semi-banteng itu, bahkan membunuhnya. Theseus juga berhasil keluar dari labirin yang menyesatkan itu berkat bantuan Ariadne, kakak tiri Minotaur. Usut punya usut, ternyata Ariadne ada hati kepada Theseus yang gagah perkasa, makanya ia mau membantu gebetannya itu kabur. Entahlah seperti apa marahnya Raja Minos ketika mengetahui ia dikhianati anaknya sendiri.

Ironisnya, kemenangan Theseus malah berbuah pahit. Dalam pelayaran pulang, ia LUPA mengganti layar kapalnya dari warna hitam menjadi layar putih, simbol kemenangan. Ayahnya, Aegeus, demi melihat layar hitam menuju tanah airnya, langsung menyimpulkan bahwa anaknya telah kalah dan terbunuh. “Apalah arti hidupku tanpa anak kebanggaanku,” mungkin begitu pikir Aegeus, sejenak sebelum ia loncat bunuh diri ke dalam laut. Itulah sebabnya lautan antara daratan Yunani dan Pulau Kreta dinamakan Laut Aegea atau Aegean Sea hingga kini.

Sungguh drama. Dan saya pun teringat pada kisah Romeo dan Juliet yang mati sia-sia.

Lukisan lumba-lumba dari Istana Knossos yang kini dipajang di museum.
Diperkirakan, lukisan ini gambaran pemandangan Laut Aegea yang tak jauh dari istana.


Menyimak sejarah dan mitologi Yunani memang seru karena penuh drama dan intrik. Kadang saya pun tertukar-tukar, mana yang sejarah, mana yang mitos. Yang jelas, yang dimaksud dengan istana Knossos itu masih ada peninggalannya. Wilayah Knossos sendiri diperkirakan sudah dihuni sejak milenia ke-7 SM (milenia ya, bukan abad). Sedangkan istananya pertama dibangun pada tahun 1900 SM, sempat hancur dan dibangun lagi pada tahun 1700 SM, kemudian terlantar pada akhir masa perabadaban Minoa sekitar tahun 1375 SM.

Istana Knossos ditemukan dan direstorasi pertama kali oleh Arthur Evans, seorang arkeolog berkebangsaan Inggris, di awal abad ke-20. Kondisinya sudah hancur, diperkirakan karena terkena gempa bumi dan serangan musuh berkali-kali. Sekarang terdapat beberapa fresco (lukisan dinding, semacam mural) dan tembikar di lokasi. Sebagian lagi sudah dipindahkan ke museum, salah satunya Heraklion Archeological Museum. Kabarnya sih, sejumlah sejarawan meragukan akurasi restorasi yang dilakukan Arthur Evans. Sampai kunjungan saya ke sana 2 tahun lalu pun restorasi dan penelitian masih dilakukan, entah oleh pihak mana.   

Salah satu bagian khas Istana Knossos, lukisan dinding di belakang 3 pilar merah.

Salah satu ruangan di istana yang masih penuh fresco dan artefak lainnya.
Tembikar-tembikar dari era Sebelum Masehi.

Hasil restorasi yang tampak jelas.


Istana Knossos berada di pinggiran Iraklio (Heraklion), kota terbesar di Pulau Kreta. Luasnya sekitar 22.000 meter persegi, berlokasi di pinggir jalan besar, berseberangan dengan kios-kios suvenir. Saya dan Diyan tidak menyewa jasa pemandu kali itu. Kami hanya mencocokkan reruntuhan dengan informasi yang sudah kami dapat dari internet. Hasilnya kurang optimal, sih. Saya sempat merasa bosan karena tidak begitu mengerti apa yang kami lihat secara detail. Beda dengan saat berkunjung ke Akrotiri di Santorini atau Akropolis di Athena, kami menyimak cerita dari pemandu serasa sedang didongengkan lengkap dengan bukti visualnya, dan bisa banyak bertanya.

Tiket masuk Istana Knossos seharga €10, sudah sepaket dengan tiket masuk Heraklion Archeological Museum yang kami kunjungi keesokan harinya. Untuk mencapai ke sana, kami naik motor sewaan dan hanya mengikuti Google Maps serta penunjuk arah di jalan.


Sebagai lokasi wisata, bagi saya reruntuhan Istana Knossos ini tidak begitu cantik dipandang, tidak pula seramai Akropolis, tapi memiliki makna sejarah yang tak kalah menakjubkan. Apalagi ketika melihat maket rekaannya di museum, terbayang betapa megahnya istana ini dan betapa besar pengaruh kerajaan ini dulu. Kalau kamu ada kesempatan ke Pulau Kreta, sempatkanlah untuk berkunjung ke Iraklio dan ke Istana Knossos khususnya.

Knossos Palace
Leof. Knosou, Iraklio 714 09, Greece

Denah istana bisa dilihat ketika kita baru masuk situs.

Mengikuti jalur yang sudah dibuat untuk pengunjung.

Tanduk banteng banyak ditemukan di berbagai area istana.
"Should I buy this land?"



4 comments:

  1. betul banget, gue suka bingung sama sejarah dan mitos Yunani, apalagi kalau udah kecampur pengaruh dari tontonan film. ya, tapi ini membuktikan Yunani punya sejarah luar biasa dan pantas dipelajari peradaban dan pemikirannya (kemudian ingat sulitnya kelas filsafat Yunani).

    seru ceritanya, dan jadi dibelikah tanahnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaah, kayak apa itu kelas filsafat Yunani? Kayaknya menarik (dan kebayang pusingnya).

      Nggak jadi beli, soalnya tanah negara. Padahal gua udah bawa duit 5 koper :(

      Delete
    2. hafalan semua, kak, yang mana harus dipahami kalau gak bakal kelupaan kan. pusing dah panjang banget pelajaran filsafat dan sejarah pemikiran modern, yang mana bahas Yunani terus.

      wkwkwk. bakal kena gusur tanpa ganti rugi soalnya kalau dibikin jalan tol, ya.

      Delete
    3. gilak.. otak pasti keriting tuh mesti hafal nama-nama tokohnya dan hubungan yang kayak benang kusut, secara mereka sering pada selingkuh dan banyak versi ceritanya kan? :)) ih tapi kayaknya seru ya, isi kuliahnya kayak dongeng gitu..

      Delete