Feb 17, 2017

Keramahan Host Airbnb Tanpa Kata-Kata



Pintu besi dek mobil kapal feri diturunkan. Langit biru elektrik yang menyelimuti Pulau Milos menyambut para penumpang feri yang kebanyakan turis. Saya dan Diyan berjalan keluar, mencari John dan ayahnya, serta mobil Hyundai berwarna abu-abu. "Itu dia! Persis yang di foto Airbnb," seru Diyan menunjuk pria tegap berkacamata hitam ala Bono. Kami menghampirinya, bersalaman, lalu ia mengenalkan kami pada ayahnya, Andreas. Pria yang kelihatannya berusia 70-an tahun ini menyambut ramah dengan senyumnya dan mempersilakan kami masuk ke mobil.

Tak ada kata-kata yang dilontarkan karena Andreas tak bisa berbahasa Inggris. Ia membawa kami ke rumahnya, tempat kami akan menginap. John menyusul naik mobilnya sendiri. Di rumah, Katerina sudah menanti, yaitu istrinya Andreas dan ibunya John. Sama seperti Andreas, ia hanya bisa berbahasa Yunani.


(Baca juga: My First Airbnb Experience)

John dan Katerina menjelaskan rute di Milos pada Diyan.
Katerina menunjukkan buku wisata dalam bahasa Yunani.
   

Di antara ketiga orang host ini, cuma John yang lancar berbahasa Inggris. Sayangnya ia harus segera kembali bekerja. Setelah membantu kami menghubungi tempat penyewaan motor, ia pun bergegas. Andreas pun harus pergi mengurus sesuatu. Tinggallah kami dengan Katerina dan selembar peta serta buku wisata Milos dalam bahasa Yunani. 

"This, Catacombe. Castro and Polonia," Diyan menunjuk tiga tempat di peta yang ingin kami kunjungi di Milos. Katerina, setelah menyajikan "welcome cake", berusaha menjelaskan bagaimana rute ke sana dan seperti apa kondisinya, menggunakan 'bahasa Tarzan'. Saat menjelaskan Castro yang berada di atas bukit, ia memeragakan gerakan naik tangga dan ekspresi ngos-ngosan, lalu meniup-niup dengan mengibas-ngibaskan tangan yang menandakan banyak angin. Benar saja, pas sorenya kami ke Castro, memang menanjak bukit itu lumayan bikin capek, dan angin bertiup kencang sampai kamera pun kurang stabil saat saya memotret.

Kamar kami yang pintu sebelah kanan, lantai bawah.
   

Andreas dan Katerina menempati lantai dua rumah bercat putih yang berdiri di tengah tanah luas ini. Lantai dasar terdiri dari dua kamar yang disewakan, masing-masing dengan akses langsung ke halaman. Mirip konsep Airbnb kami yang di Litochoro, cuma ini kamarnya lebih kecil dan fasilitas lebih sederhana. Di dalam kamar tersedia kompor listrik kecil, TV, koneksi wifi yang labil, dan kamar mandi. Semuanya bersih, terawat, entah ini kamar baru direnovasi atau bagaimana. Secara lokasi, rumah Andreas dan Katerina agak jauh dari mana-mana, bahkan dari tetangga. Jalan-jalan kami sangat terbantu okeh motor sewaan, tapi pas hujan kami cuma bisa menunggu di kamar, karena sepertinya bus pun jarang lewat.


Cuma 1 kamar tapi lengkap dengan dapur mini.
   

Belajar bahasa Yunani dengan nonton Friends.


Kangen blogging, panggangan roti pun dikira laptop. Blogger halusinasi.


Namun begitu, pengalaman menginap di sini adalah salah satu pengalaman interaksi dengan orang lokal yang paling berkesan bagi kami. Katerina dan Andreas tak surut niatnya untuk memberikan pelayanan yang baik pada tamu, walaupun susah mereka melakukannya karena kendala bahasa. Ini mengingatkan kami untuk selalu bersikap membantu pada tamu-tamu Airbnb kami. 

Kalau kamu, pengalaman akomodasi apa yang paling berkesan?


Nangkring di Castro, atas rekomendasi Katerina.
   

* Tema 28 Days Blogging Challenge kali ini adalah 'review akomodasi'.

No comments:

Post a Comment